TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Basil Mycobacterium Tuberculosis atau
basil tuberkel yang tahan asam. (Tambayong, 2000: 111). Penularannya melalui
udara apabila orang yang menderita TBC dalam paru-paru atau tenggorokan batuk,
bersin atau berbicara sehingga kuman/basil dilepaskan ke udara. Kuman/basil
dapat bertahan beberapa jam dalam suhu kamar/lingkungan rumah, maka jika ada
orang disekitar penderita maka kuman/basil akan mudah menular
ke semua orang disekitarnya/yang kontak dengan penderita. Kebanyakan orang mendapat/tertular kuman TBC adalah orang yang sering berada di dekat penderita, seperti anggota keluarga, teman atau rekan kerja. Karena orang yang terdekat dan paling sering kontak/berkomunikasi dengan penderita adalah keluarganya, maka orang mengetahui dan menduga penyakit TBC adalah penyakit keturunan dan sulit untuk disembuhkan. Sehingga perlu adanya pemahaman dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh penderita dan keluarga untuk mencegah penularan/penyebaran penyakit.
ke semua orang disekitarnya/yang kontak dengan penderita. Kebanyakan orang mendapat/tertular kuman TBC adalah orang yang sering berada di dekat penderita, seperti anggota keluarga, teman atau rekan kerja. Karena orang yang terdekat dan paling sering kontak/berkomunikasi dengan penderita adalah keluarganya, maka orang mengetahui dan menduga penyakit TBC adalah penyakit keturunan dan sulit untuk disembuhkan. Sehingga perlu adanya pemahaman dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh penderita dan keluarga untuk mencegah penularan/penyebaran penyakit.
Adanya kontak dengan BTA positif dapat menjadi
sumber penularan yang berbahaya karena berdasarkan penelitian akan menularkan
sekitar 65% orang di sekitarnya (Depkes IDAI, 2008: 12). Kasus seperti ini
sangat infeksius dan dapat menularkan penyakit melalui batuk, bersin dan
percakapan, juga peralatan yang terkontaminasi kuman TBC. Semakin sering dan
lama kontak, makin besar pula kemungkinan terjadi penularan. Sumber penularan
bagi bayi dan anak yang disebut kontak erat, adalah orangtuanya, orang serumah
atau orang yang sering berkunjung. Bakteri ini sangat lambat pertumbuhannya,
mereka memecah diri setiap 16-20 jam. Matinya juga sangat lambat, perlu waktu
sedikitnya 6 bulan bagi obat-obatan yang ada untuk membunuh seluruh bakteri. Dengan
pengobatan TBC yang lama dan perlu adanya ketelatenan dari penderita untuk
tetap teratur mengkonsumsi obat yang diberikan (Obat Anti Tuberkulosis/OAT). Kuman
TBC hanya dapat dibasmi dengan obat-obatan (program DOTS yang memerlukan Pengawas
Minum Obat/PMO untuk mengawasi/mengingatkan penderita minum obat) yang disertai
makan makanan bergizi serta pola hidup sehat. Sehingga selama terapi perlu
adanya pemahaman bahwa masih ada kemungkinan terjadi penularan pada orang
disekitarnya/khususnya keluarga jika tidak dilakukan tindakan pencegahan
penularannya baik oleh penderita maupun orang disekitarnya khususnya keluarga
untuk mendukung terlaksananya program terapi. Depkes (2008: 3) Sekitar 75% Pasien
TB adalah kelompok usia paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun).
Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya
3-4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah
tangganya sekitar 20-30%. Jika dia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan
pendapatan sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga
memberikan dampak buruk lainnya secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh
masyarakat. Depkes (2008: v) Kerugian yang diakibatkan sangat besar, bukan
hanya aspek kesehatan semata tetapi juga dari aspek sosial maupun ekonomi.
Dengan demikian TB merupakan ancaman terhadap cita-cita pembangunan
meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Karenanya perang terhadap
TB berarti pula perang terhadap kemiskinan, ketidakproduktifan dan kelemahan
akibat TB.
Meskipun penderita tinggal di lingkungan yang
kurang sehat dan kondisi sosial ekonomi yang kurang mendukung diharapkan
penderita dan orang-orang yang ada disekitarnya/keluarga melaksanakan perilaku
hidup sehat/tindakan-tindakan pencegahan dengan benar sesuai anjuran/arahan petugas
puskesmas dalam upaya menekan semakin
meningkatnya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan TBC Paru di
masyarakat. Misalnya dengan cara penemuan kasus secara dini dengan mengenal
tanda dan gejala TBC, minum obat secara teratur, menutup mulut waktu
bersin/batuk, tidak meludah disembarang tempat, menjemur tempat tidur
penderita, meningkatkan ventilasi dan pencahayaan rumah penderita (membuka
pintu dan jendela terutama saat pagi, pemasangan genteng kaca karena kuman TBC
akan mati jika terpapar sinar matahari/sinar ultra violet) dan memisahkan
alat-alat yang telah digunakan penderita karena kemungkinan sudah terkena basil
TBC yang dapat menular pada orang lain serta menerapkan pola hidup sehat dalam
masyarakat dengan mengkonsumsi makanan bergizi.
Riskesda (2008:105) prevalensi TB
paru cenderung meningkat sesuai bertambahnya usia dan prevalensi tertinggi pada
usia lebih dari 65 tahun. Prevalensi TB Paru 20% lebih tinggi pada laki-laki
dibanding perempuan dan tiga kali lebih di pedesaan dibandingkan perkotaan dan
empat kali lebih tinggi pada pendidikan rendah dibandingkan di pendidikan
tinggi. Dalam Gerdunas-TBC, (2002c: 3) Penularan TBC akan lebih mudah terjadi
jika terdapat dalam situasi hunian padat (overcrowding)
, sosial ekonomi yang tidak menguntungkan (social deprivation), lingkungan pekerjaan dan perilaku hidup tidak
sehat dalam masyarakat. Depkes RI, (2008: 5). Yang beresiko tertular TBC Paru
diantaranya orang-orang yang kontak fisik secara dekat dengan penderita,
orang-orang tua, anak-anak, orang-orang bertaraf hidup rendah dan memiliki
akses rendah terhadap fasilitas kesehatan serta orang-orang yang sedang sakit
dan turun daya tahan kekebalan tubuhnya. Faktor
yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita TB adalah daya
tahan tubuh yang rendah diantaranya karena gizi buruk atau HIV/AIDS. Resiko
penularan setiap tahun di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi ( Annual Risk of Tuberculosis Infection = ARTI ) antara 1-3% dan 50 persennya dengan BTA positif.
Adanya kontak dengan BTA positif dapat menjadi
sumber penularan yang berbahaya karena berdasarkan penelitian akan menularkan
sekitar 65% orang di sekitarnya (Depkes IDAI, 2008: 12). Kasus seperti ini
sangat infeksius dan dapat menularkan penyakit melalui batuk, bersin dan
percakapan, juga peralatan yang terkontaminasi kuman TBC. Semakin sering dan
lama kontak, makin besar pula kemungkinan terjadi penularan. Sumber penularan
bagi bayi dan anak yang disebut kontak erat, adalah orangtuanya, orang serumah
atau orang yang sering berkunjung. Bakteri ini sangat lambat pertumbuhannya,
mereka memecah diri setiap 16-20 jam. Matinya juga sangat lambat, perlu waktu
sedikitnya 6 bulan bagi obat-obatan yang ada untuk membunuh seluruh bakteri. Dengan
pengobatan TBC yang lama dan perlu adanya ketelatenan dari penderita untuk
tetap teratur mengkonsumsi obat yang diberikan (Obat Anti Tuberkulosis/OAT). Kuman
TBC hanya dapat dibasmi dengan obat-obatan (program DOTS yang memerlukan Pengawas
Minum Obat/PMO untuk mengawasi/mengingatkan penderita minum obat) yang disertai
makan makanan bergizi serta pola hidup sehat. Sehingga selama terapi perlu
adanya pemahaman bahwa masih ada kemungkinan terjadi penularan pada orang
disekitarnya/khususnya keluarga jika tidak dilakukan tindakan pencegahan
penularannya baik oleh penderita maupun orang disekitarnya khususnya keluarga
untuk mendukung terlaksananya program terapi. Depkes (2008: 3) Sekitar 75% Pasien
TB adalah kelompok usia paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun).
Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya
3-4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah
tangganya sekitar 20-30%. Jika dia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan
pendapatan sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga
memberikan dampak buruk lainnya secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh
masyarakat. Depkes (2008: v) Kerugian yang diakibatkan sangat besar, bukan
hanya aspek kesehatan semata tetapi juga dari aspek sosial maupun ekonomi.
Dengan demikian TB merupakan ancaman terhadap cita-cita pembangunan
meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Karenanya perang terhadap
TB berarti pula perang terhadap kemiskinan, ketidakproduktifan dan kelemahan
akibat TB.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes –
IDAI. Kelompok Kerja TB Anak. (2008) Diagnosis
& Tatalaksana Tuberkulosis Anak.
Depkes
Jawa Timur. (2008) Pelatihan Survei
Resistensi Obat Anti Tuberkulosis Program Penanggulangan Tuberkulosis.
Depkes RI.
(2008) Pedoman Nasional Penanggulan Tuberkulosis.
Edisi 2 cetakan kedua.
Depkes
RI, Ditjen PP & PL. (2005) Manual
Pemberatasan Penyakit Menular.
Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Proyek Peningkatan Promosi Kesehatan. (2001) Buku saku pelaksanaan PHBS bagi masyarakat
wilayah kecamatan.
Dorothy
YB, Marie TH. (2000) Dasar-dasar Riset Keperawatan, edisi 2,
EGC, Jakarta.
Gerakan
Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis/GERDUNAS-TBC. (2002a) Pengobatan Penderita Tuberkulosis,
Modul-4 Pelatihan Penaggulangan Tuberkulosis Nasional, Jakarta.
Gerakan
Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis/GERDUNAS-TBC. (2002b) Penyuluhan, Modul-8 Pelatihan Penanggulangan
Tuberkulosis Nasional, Jakarta.
Gerakan
Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis/GERDUNAS-TBC. (2002c) Program Penanggulangan Tuberkulosis,
Modul-1 Pelatihan Penangulangan Tuberkulosis Nasional, Jakarta.
Murwani,
Arita. (2008) Perawatan Pasien Penyakit
Dalam, Mitra Cendikia Offset, Yogyakarta.
Smeltzer, C.
Suzanne. (2002) Keperawatan Medikal Bedah.
Cetakan 1, EGC Jakarta.
Tambayong,
Jan. (2000) Patofisiologi Untuk
Keperawatan, EGC, Jakarta.
www.ibudananak.com, ibu dan anak - TBC
Pada Anak.htm
www.infeksi.com/. Pusat Informasi Penyakit Infeksi - PENYAKIT -
Tuberkulosis.htm
www.melilea.com , Tuberkulosa (TBC) Si Penyakit
Menular.htm.
www.meprofarm.com/med/index.php.
Informasi Lengkap Tentang TBC (Tuberkulosis-TB).htm
www.pikiran-rakyat.com Waspadai Penyakit TB
paru, Seorang Penderita TB Dewasa Bisa Menulari Sepuluh Anak Agnes Tri Harjaningrum.htm.
www.tanyadokter.com , Disease - Tuberkulosis (TBC).htm
www.tempointeraktif.com, Tempointeraktif_com -
Indonesia Peringkat Tiga TBC Dunia.htm
www.Yahoo.com,
Yahoo! Answers - Bagaimana jadwal minum OAT penderita TBC paru.htm
www.88DB.com. Ruang Kerja Berisiko Sebarkan TBC
Kesehatan & Pengobatan Knowledge 88DB
Indonesia.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar